Pada hari Kamis, 23 Mei 2024, yang merupakan Hari Raya Waisak, hari rayanya umat Budha, Sekolah Tinggi Agama Islam Majma’al Bahroin (STAIMABA) Mojokerto mengadakan satu kegiatan penting bertajuk Pembinaan dan Pelatihan dalam Rangka Persiapan Akreditasi Perguruan Tinggi. Kegiatan ini dihadiri seluruh jajaran tenaga pendidik dan kependidikan, juga karyawan STAIMABA. Bertempat di ruang dosen, kegiatan ini digelar sehari penuh, dimulai pada pukul 09.15 WIB dan berakhir pada pukul 16.45 WIB.
Dalam kegiatan ini STAIMABA mendatangkan Ahmad Fauzi, M.Pd dan Ahmad Lubab, M.Si yang merupakan tim ahli dari Kopertais Wilayah IV Surabaya. Keduanya secara bergantian menyampaikan materi akreditasi dan mendampingi tim akreditasi STAIMABA dalam menentukan strategi jitu mempersiapkan pengajuan akreditasi perguruan tinggi yang kurang satu tahun lagi.
Secara khusus Ahmad Fauzi, M.Pd, sosok yang juga duduk di jajaran Lembaga Penjamin Mutu (LPM) UINSA Surabaya, pada termin pertama mendorong supaya seluruh anggota tim akreditasi meneliti betul berkas-berkas pengajuan akreditasi. Salah satunya data akademik yang harus sudah diinput di akun PDDIKTI. Alasannya, jika terdapat sedikit saja ditemukan data yang belum terpampang, maka dimungkinkan para asesor dari lembaga akreditasi perguruan tinggi enggan untuk meneruskan proses penilaian. Artinya, perguruan tinggi yang bersangkutan dinyatakan tidak terakreditasi.
Sementara itu Ahmad Lubab, M.Si yang bertindak sebagai narasumber termin kedua, yang juga duduk di jajaran LPM UINSA Surabaya, tidak kalah tegasnya dengan narasumber pertama meminta supaya tim bisa dengan cerdas menata strategi, supaya nilai yang didapat STAIMABA pada saat akreditasi nantinya minimal terstandar. Sebab jika strategi ini tidak disiapkan dengan matang, dikhawatirkan ada beberapa item penilaian yang kurang memenuhi syarat. Risikonya STAIMABA bisa mendapat nilai yang jelek. Tentu ini akan berpengaruh besar pada status akreditasi yang didapatkannya nanti.
Di kegiatan yang tentu menguras tenaga dan fikiran ini, seluruh dosen yang hadir mengikuti seluruh rangkaian acara tersebut dengan sangat serius. Bahkan banyak pula pertanyaan yang diajukan pada kedua narasumber, dari mulai hulu hingga hilir. Maklumlah, sebagai sebuah perguruan tinggi yang berusia belum tepat dua tahun ini, STAIMABA belum pernah menghadapi proses akreditasi. Sehingga tidak bisa tidak, seluruh jajaran yang mengabdi di kampus yang penuh nilai historis ini, berupaya sekuat tenaga bisa mempersiapkan itu semua secara profesional dan terukur.
Tidak muluk-muluk, dengan persiapan yang dilakukan jauh-jauh hari ini, seluruh civitas akademika mengharapkan, bahwa di saat proses akreditasi nantinya, minimal STAIMABA memperoleh status Akreditasi B. Yang artinya perguruan tinggi ini telah menunjukkan kapasitas dan kepantasannya. Pertanyaannya, apakah ini semua bisa terjadi? Jawabannya, tentu saja bisa. Asalkan terus berusaha kerja keras dan tiada henti berdoa.(RH)